Analisis potensi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan Kota Ambon
DOI:
https://doi.org/10.33772/jsep.v8i3.25Kata Kunci:
Maximum Sustainable Yield, overfishing, ikan pelagis kecilAbstrak
Perikanan Indonesia bersifat open access, dimana nelayan dapat melakukan usaha penangkapan ikan di laut dengan bebas. Kondisi ini merupakan suatu dorongan untuk nelayan melakukan penangkapan ikan sebanyak mungkin. Hal ini akan menjadi mengkhawatirkan apabila tidak ada campur tangan pengelolaan sumberdaya ikan dan terjadinya penangkapan yang secara biologis berlebihan. Kondisi ini bila tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan tiga keadaan, yaitu: laju hasil tangkap yang rendah, pendapatan rendah, dan akumulasi modal secara berlebihan dalam industri perikanan. Penelitian ini dapat memberikan informasi agar pelaku usaha atau investor dapat mengambil keputusan tentang pengembangan usaha penangkapan diharapkan akan mengoptimalkan hasil tangkap serta menjamin kelestarian sumberdaya ikan di perairan Kota Ambon. Potensi sumberdaya perikanan pelagis dianalisis dengan Model Produksi Surplus (MPS). Model surplus produksi dapat diterapkan jika tersedia estimasi yang meyakinkan atas hasil tangkapan total atau Catch Per Unit Effort (CPUE) serta upaya penangkapan yang terkait periode 2006 – 2015. Perhitungan regresi menghasilkan nilai koefisien α= 62.033 dan β= -113.031 sehingga persamaan regresi CPUE terhadap upaya dapat ditulis sebagai ht= 62.033 – 113.031, dengan R2 = 0,61 menyatakan bahwa 61% CPUE dapat diterangkan dengan upaya (trip) penangkapan ikan pelagis kecil dan 39% sisanya diterangkan oleh faktor lainnya). Produksi lestari pada maximum sustainable yield (MSY) sebesar 9244 ton/tahun dapat tercapai bila upaya penangkapan sebesar 41057 trip. Hasil analisis menunjukan bahwa MSY yang diperoleh sebesar 9244 ton/tahun dengan upaya (fmsy) sebesar 41057 trip/tahun serta jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 6808.92 ton/tahun dan potensi sebesar 61%.
Referensi
Akpalu, W. (2009). Economics of biodiversity and sustainable fisheries management. Ecological Economics, 68 (10), 2729–2733. https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2009.05.01 4
Badruddin. (2005). Analisis Data Catch & Effort untuk Pendugaan MSY. Fisheries Specialist, Indonesian Marine and Climate Support (IMACS) Project. USAID Indonesia – KKP.
Dinas Kelautan dan Perikanan (2011). Laporan Tahunan. Provinsi Maluku
Dinas Kelautan dan Perikanan (2006-2015). Buku Tahunan Statistik. Provinsi Maluku
Hiariey dan Baskoro (2010). Kapasitas perikanan pelagis kecil di wilayah pengelolaan perikanan 714 Laut Banda Maluku, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol.2 No.1, Jakarta.
Myers, R.A.,Worm, B., (2003). Rapid worldwide depletion of predatory fish communities. Journal Nature 423, 280–283.
Pemerintah Kota Ambon (2014). Laporan LPPD. Bab I (Hal.14). Kota Ambon
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Aniesa Nabila, Loana Totoda
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan (JSEP) dilisensikan di bawah lisensi (CC Attribution 4.0). Pengguna bebas untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, dan walau mereka harus mencantumkan kredit kepada Anda dan tidak dapat memperoleh keuntungan komersial, mereka tidak harus melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang sama dengan ciptaan asli.