Penilaian kondisi lembaga bisnis konservasi lingkungan dan ekowisata bahari berbasis GSTC di Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara
DOI:
https://doi.org/10.33772/jsep.v9i4.121Kata Kunci:
Taman Nasional Wakatobi, Bisnis Konservasi, Indikator Komisi Global Pariwisata Berkelanjutan (GSTC)Abstrak
Pertumbuhan bisnis konservasi di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang difokuskan pada ekowisata atau wisata alam dan budaya, dalam beberapa tahun terakhir ini sangat bervariasi, baik dari segi tampilan, sumber daya manusia, maupun ragam jenisnya. Bisnis konservasi yang bertumpu pada ekowisata telah berkembang cukup baik dan maju di beberapa tempat, seperti Bali, namun ada juga yang belum berhasil menjadikan bisnis semacam ini sebagai sektor unggulan dan prioritas, seperti yang ada di Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pariwisata berkelanjutan, Global Sustainable Tourism Council (GSTC) mengeluarkan pedoman khusus untuk pariwisata berkelanjutan yang tumpuan utama adalah kepedulian pada konservasi lingkungan. Penelitian ini meneropong standar indikator GSTC dalam pengelolaan beberapa destinasi wisata konservasi di Pulau Wangi-Wangi, yaitu WTC, DCDC, dan FPW Sombu. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi
mengenai kondisi WTC, DCDC, dan FPW Sombu sebagai salah satu destinasi wisata konservasi laut dan pesisir andalan di Kabupaten Wakatobi, mengetahui aspek pengelolaan destinasi tersebut memenuhi kriteria GSTC, dan menentukan strategi pengembangan objek wisata yang dimaksud dengan menggunakan indikator-indikator GSTC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejauh ini pengelolaan WTC, DCDC, dan FPW Sombu hampir sebagian besar belum memenuhi indikator pariwisata berkelanjutan GSTC. Fokus aspek yang diteliti adalah indikator (A) pembangunan berkelanjutan, (C) keberlanjutan budaya dan (D) keberlanjutan lingkungan (konservasi), yang menunjukkan bahwa pengelolaan bisnis ketiga destinasi wisata konservasi tersebut belum tercapai optimal sesuai standar yang ada. Secara keseluruhan, ketiga destinasi tersebut masih lemah dari semua parameter, dari sisi analisis kriteria GSTC. Kajian terhadap aspek pariwisata berkelanjutan dari kriteria GSTC memberikan informasi mengenai strategi pengembangan WTC, DCDC, dan FPW Sombu secara berkelanjutan, sehingga memenuhi persyaratan untuk menjadi destinasi wisata konservasi yang berkelanjutan sesuai standarisasi GSTC, baik dari segi atraksi, amenitas, maupun aksesibilitas.
Referensi
Alan Galante, & Diananta Pramitasari. (2023). Strategi Mengelola Sampah Untuk Mendukung Kegiatan Pariwisata Di Desa Sembalun. Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 24(1), 22–36.
Andini, S. A. & A. N. . (2019). Pengelolaan Air Limbah Hotel Dan Pemanfaatannya Dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan : Studi Kasus Pada Pengelolaan Air Limbah Lagoon, Itdc, Nusa Dua. Jurnal Destinasi Pariwisata, 7(2), 339–343.
Aswan, La Onu La Ola, Rosmawati, A. S. J. (2024). Kondisi sosial ekonomi pengelola ekowisata di Desa Loji Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Akupintar.Id, 9(1), 47–54. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33772/jsep.v9i1.51
Attiri, V. N. (2018). The Role of Marine Ecotourism In IORA : The Pathway ahead. https://www.iora.int/media/23919/cios-prof-attri-presentation.pdf
Aziz, R., Dewilda, Y., & Putri, B. E. (2020). Kajian Awal Pengolahan Sampah. Jurnal Sains Dan Teknologi, 20(1), 77–85. https://ojs.sttind.ac.id/sttind_ojs/index.php/Sain/article/view/244
Bagindo, M. P., Sanim, B., & Saptono, T. (2016). Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut Bunaken dengan Pendekatan Business Model Canvas. MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, 11(1), 80–88. https://doi.org/10.29244/mikm.11.1.80-88
Bassham, G. (2020). Environmental Responsibilities to Future Generations. 1–11. https://www.academia.edu/38819507/Environmental_Responsibilities_to_Future_Generations
Bassi, A. (2014). RENEWABLE ENERGY OPPORTUNITIES FOR ISLAND TOURISM. https://www.irena.org/-/media/Files/IRENA/Agency/Publication/2014/IRENA_RE_Island_Tourism_report_2014.pdf
Boshoven, J., Hill, M., & Baker, A. (2022). Conservation enterprises: Community-led businesses that contribute to conservation outcomes. A generic theory of change, v 1.0. Conservation Science and Practice, 4(1), 1–8. https://doi.org/10.1111/csp2.582
BPS. (2022). Kecamatan Wangi-Wangi Dalam Angka Tahun 2022 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Wakatobi (ed.); 1st ed.). Badan Pusat Statistik Kabupaten Wakatobi. https://wakatobikab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=Zjg0NDAzMGE2Njk0NWYyMDBhZmQ5MjQ2&xzmn=aHR0cHM6Ly93YWthdG9iaWthYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAyMi8wOS8yNi9mODQ0MDMwYTY2OTQ1ZjIwMGFmZDkyNDYva2VjYW1hdGFuLXdhbmdpLXdhbmdpLWRhbGFtLWFuZ2thLTIw
Coastal Resources Center, U. of R. I. (2012). Enterprise Strategies for Coastal and Marine Conservation Review of Best Practices. 84. https://www.crc.uri.edu/download/SUCCESS_2013_Enterprise_Strategies.pdf
Dwi, A., Widayanto, R., & Nurrahma, A. A. (2022). Green Economy Towards Sustainable Tourism Development in Indonesia. International Conference Sustainable Development Goals 2030 Challenges and Solutions Proceedings, 187–198. https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/icgss/article/view/9549/4540
GSTC. (2019). Kriteria Destinasi GSTC, Indikator Kinerja dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (GSTC (ed.); 1st ed.). GTSC. www.gstccouncil.org
Hamzah, A. (2019). Metode Penelitian Kualitatif (A. Divina (ed.); I). CV Literasi Nusantara Abadi.
Indonesia, K. (2018). Sinergi Pariwisata dan Energi Terbarukan dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). 1. https://coaction.id/sinergi-pariwisata-dan-energi-terbarukan-dalam-kawasan-strategis-pariwisata-nasional-kspn/
Kemen Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Pub. L. No. P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016, 1 (2016). https://jdih.maritim.go.id/cfind/source/files/permen-lhk/p_68_2016_baku_mutu_air_limbah_domestik_menlhk_02112021092838.pdf
Kemenpar. (2016). Kementerian Pariwisata. In Kementerian Pariwisata (Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan; Vol. 4, Issue 2).
Marlina, Sumarmi, & Astina, I. K. (2020). Sustainable marine ecotourism management: A case of marine resource conservation based on local wisdom of bajo mola community in wakatobi national park. Geojournal of Tourism and Geosites, 32(4), 1317–1323. https://doi.org/10.30892/GTG.32419-575
Nobi, M. N., & Majumder, M. A. (2019). Coastal and marine tourism in the future. Journal of Ocean and Coastal Economics, 6(2). https://doi.org/10.15351/2373-8456.1101
Parera, L. M., & Pelamonia, C. E. (2019). Potensi Energi Baru Terbarukan Untuk Pengembangan Pariwisata di Kota Ambon. Jurnal Simetrik, 9(1), 179–184. https://doi.org/10.31959/js.v9i1.311
Potgieter, M., & Litheko, A. (2020). Development And Management Of Ecotourism Small Business Enterprises: North West Province, South Africa. International Journal of Conceptions on Management and Social Sciences, 6(1). https://www.researchgate.net/publication/339325163
Ramadhan, I. (2023). Role of Ecotourism in Increasing the Welfare of the Batu Katak Village Community. Tourism, Hospitality And Culture Insights Journal, 3(1), 1–8. https://doi.org/10.36983/thcij.v3i1.385
Sahari, S., Arifuddin, L. O., Ferlin, A., Alsita, I., Gloria, K., Runtu, A., Mansyur, L. O., Isman, K., Musrianton, M., Admadja, A. K., Konservasi, Y., Nusantara, A., Ahli, P., Perikanan, U., Agribisnis, J., Pertanian, F., & Oleo, U. H. (2024). Kajian Co-Management Berbasis Multi Pihak Dalam Pelestarian Kawasan Lindung Laut Warisan Masyarakat Adat Tomia “ Pasi Tondu ” Kabupaten Wakatobi A Multi-Party Based Co-Management Study in the Preservation of Marine Protected Areas of the Tomia ‘ Pasi Tond. 9(2), 159–174.
Samal, R., & Dash, M. (2023). Ecotourism, biodiversity conservation and livelihoods: Understanding the convergence and divergence. International Journal of Geoheritage and Parks, 11(1), 1–20. https://doi.org/10.1016/j.ijgeop.2022.11.001
Subagiana, I. G. M., Suryaniadi, S. M., & Wijayati, N. L. M. (2020). The Study of Marine Eco-Tourism Development as an Alternative Livelihood for Tulamben and Amed Community of Karangasem Regency of Bali Province. 226(Icss), 594–600. https://doi.org/10.2991/icss-18.2018.120
Surya Diarta, I. K., & I Gde, P. (2022). Managing Community-Based Ecotourism in Banyuwedang Bay Bali and Its Implications for Visitor Satisfaction. Media Konservasi, 27(2), 59–75. https://doi.org/10.29244/medkon.27.2.59-75
Tegar, D., & Saut Gurning, R. O. (2018). Development of Marine and Coastal Tourism Based on Blue Economy. International Journal of Marine Engineering Innovation and Research, 2(2). https://doi.org/10.12962/j25481479.v2i2.3650
Torell, E., Tobey, J., & Resources Center, C. (2012). Enterprise Strategies for Coastal and Marine Conservation: A Summary of Best Practices. 1–10. http://www.crc.uri.edu.
USAID. (2015). CONSERVATION ENTERPRISES Using a theory of change approach to synthesize lessons from USAID biodiversity projects. March. https://pdf.usaid.gov/pdf_docs/pa00kmwr.pdf
Wondirad, A., Tolkach, D., & King, B. (2020). Stakeholder collaboration as a major factor for sustainable ecotourism development in developing countries. Tourism Management, 78(June 2018), 104024. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2019.104024
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Sariamin Sahari, La Ode Arifuddin, Nasrun, Akhmatul Ferlin, Indah Alsita, Kezia Gloria Apriliana Runtu, La Ode Mansyur, Khairuddin Isman, Muhammad Musrianton, Alfi Kusuma Admadja, Haruddin, Hidrawati
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan (JSEP) dilisensikan di bawah lisensi (CC Attribution 4.0). Pengguna bebas untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, dan walau mereka harus mencantumkan kredit kepada Anda dan tidak dapat memperoleh keuntungan komersial, mereka tidak harus melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang sama dengan ciptaan asli.