Model bisnis pengembangan produk unggulan mutiara di Kelurahan Palabusa Kota Baubau
DOI:
https://doi.org/10.33772/jsep.v9i2.76Kata Kunci:
Palabusa, Mutiara, ekonomi, investasi, model bisnisAbstrak
Kelurahan Palabusa merupakan salah satu daerah pesisir yang saat ini telah mengembangkan produk unggulan mutiara, baik skala budidaya maupun pengolahan mutiara. Usaha tersebut telah berlangsung lama dan cenderung mengalami penurunan investasi. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis model bisnis dan investasi usaha mutiara di Kelurahan Palabusa Kota Baubau. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu Bulan Agustus – November 2023. Lokasi penelitian adalah Kelurahan Palabusa Kota Baubau. Metode pengambilan data yaitu wawancara mendalam (in-depthinterview) dan kegiatan PRA. Analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan ekonomi dan investasi adalah analisis kriteria investasi. Analisis model bisnis berdasarkan Assessment partner potensial khususnya para pelaku usaha produk unggulan mutiara dengan menggunakan metoda M4P (Making Market Work for The Poor). Hasil penelitian adalah usaha budidaya kerang mabe sangat layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan dengan nilai R/C sebesar 1,73 dengan memenuhi kriteria bahwa nilai tersebut lebih besar dari 1. Pada` tingkat suku bunga 13% diperoleh nilai NPV Rp13.375.000, keuntungan usaha budidaya kerang mabe selama 5 tahun umur investasi mendatangkan keuntungan sebesar Rp13.375.000. Keuntungan dan R/C cukup besar diperoleh pada usaha kerajinan mutiara dan sangat layak untuk dikembangkan dan ditingkatkan. Rantai nilai produk mutiara di kelurahan Palabusa sangat pendek, yaitu pembudidaya, pengolah, pedagang pengumpul dan konsumen akhir. Skenario bisnis produk mutiara melibatkan banyak pihak mencakup pemerintah, swasta, perbankan / koperasi, pedagang pengumpul/toko ole-oleh. Kesimpulan penelitian ini adalah usaha produk mutiara di Kelurahan Palabusa sangat layak dikembangkan. Keterlibatan multi pihak sangat mendukung scenario bisnis produk mutiara sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan keberlanjutan usaha masyarakat
Referensi
Chylia, Yusuf, S., & Azis, N. (2016). Analisis kelayakan usaha pengolahan ikan asap di Desa Toolawawo KecamatanLalonggasumeeto Kabupaten Konawe. Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan, 1(2), 85-97.
Hamzah, M.S. 2014. Hubungan antara variasi musiman dan kedalaman terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang mutiara (pinctada maxima) di teluk kapontori pulau buton. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 143-155.
Hamzah, M.S., & Nababan, B. (2011). Pengaruh Musim dan Kedalaman terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup kerang mutiara (Pinctada Maxima) di Teluk Kodek, Lombok Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.3, No.2, 48-61
Hao, R., Wang, Z., Yang, C., Deng, Y., Zheng, Z., Wang, ., & Du, X. (2018). Metabolomic responses of juvenile pearl osyter Pinctada maxima to different growth performance. Journal of Aquaculture. 491, 258-265.
Indradi, I., Wijayanto, D., Yulianto, T., & Suroto. (2013). Analisis kelayakan usaha perikanan laut Kabupaten Kendal. Jurnal Saintek Perikanan, 8(2), 52-56.
Maldi, Zein, A., & Yuspardianto. (2015). Analisis kelayakan usaha alat tangkap gill net dasar dan prospek pengembangannya di Nagari Gasan Gadang Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman. Prosiding Hasil Penelitian Mahasiswa FPIK, 8(2): 1-9.
Nadia, L.O.A.R., Oetama, D., & Takwir, A. (2020). Pengelolaan kawasan budidaya kerang mutiara melalui pendekatan daya dukung di pesisir Palabusa Kota Baubau. Jurnal Kainawa, 2(1), 35-49.
Nadia, L.O.A.R., Oetama, D., Hamzah, M., Takwir, A., & Erawan, M.T.F. (2020). Potensi dan arahan pengembangan kampung wisata bahari berbasis produk unggulan mutiara di Kelurahan Baubau. Jurnal Kainawa, 1(2),115-130.
Nasarudin, I.Y. (2013). Analisis kelayakan ekonomi dan keuangan Usaha ikan lele asap di Pekanbaru. Jurnal Etikonomi, 12(2), 165-178.
Palupi, R.D., Ira., & Asriyana. (2016). Strategi pengembangan usaha wanita nelayan dalam mengolah hasil perikanan berbasis kelompok. Jurnal Bisnis Perikanan, 3(2): 137-144.
Rangkuti F. (2012). Study Kelayakan Bisnis dan Ivestasi. Kompas Gramedia Building. Jakarta
Riyanto, B. (1981). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi kedua. Yayasan Penerbit Gadjah Mada Yogyakarta.
Sahami F. M., Baruadi A. S. R., & Hamzah S. N. (2017). Phytoplankton abundance as a preliminary study on pearl oyster potential culture development in the North Gorontalo water, Indonesia. Journal of AACL Bioflux 10(6), 1506-1513.
Shinta A. (2011). Ilmu Usahatani. UB-Press. Malang.
Soekartawi. (2006). Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.
Sudewi, Supii, A. I., & Rusdi, I. (2010). Pendederan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) dengan Perbedaan Ukuran Tebar Awal. Dalam: Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Bali, hlm 325-330.
Sutaman. (2000). Tiram Mutiara: Teknik Budidaya & Proses Pembuatan Mutiara. Cetakan kedua. Yogyakarta, Penerbit Kanisius.
Tangke, U. (2011). Analisis kelayakan usaha perikanan tangkap menggunakan alat tangkap gill net dan purse seine di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate), 4(1), 1-13.
Tomatala, P. (2015). Bingkai bambu pengganti poket net dalam pemeliharaan anakan kerang mutiara, pinctada maxima. Jurnal Omni-Akuatika,14(20), 46 – 53.
Yulianto H., Hartoko A., Anggoro S., & Delis P. C., (2016). Suitability analysis of pearl oyster farming in Lampung Bay, Pesawaran, Lampung Province, Indonesia. Journal of AACL Bioflux 9(6),1208-1219.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 La Ode Abdul Rajab Nadia
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan (JSEP) dilisensikan di bawah lisensi (CC Attribution 4.0). Pengguna bebas untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, dan walau mereka harus mencantumkan kredit kepada Anda dan tidak dapat memperoleh keuntungan komersial, mereka tidak harus melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang sama dengan ciptaan asli.